Pages

Wednesday, June 5, 2013

Teknik Budidaya Jagung

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn.

Persiapan lahan yang perlu dilakukan meliputi, pemberian pupuk organik atau pupuk kandang yang sudah difermentasi. Pupuk organik diberikan dengan cara menaburkan pupuk membentuk larikan/baris disesuaikan dengan baris yang akan digunakan sebagai tempat penanaman jagung. Dosis pemberian pupuk organik cukup 2 ton/Ha.



Pengapuran perlu dilakukan untuk meningkatkan pH pada tanah asam hingga mendekati normal. Dosis pengapuran untuk mayoritas tanah di pulau Jawa sebanyak 400 kg/Ha. Pemberian kapur dilakukan seberti pemberian pupuk kandang, yaitu ditaburkan membentuk larikan/baris.

Pembuatan atau perbaikan drainase untuk melancarkan pembuangan air saat musim hujan. Pembersihan gulma menggunakan herbisida pra-tumbuh dengan dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Setelah penyemprotan herbisida pra-tumbuh lahan dibiarkan selama 10 hari.

Persiapan benih sebanyak 6 Kg/Ha, termasuk untuk cadangan penyulaman. Benih yang akan ditanam terlebih dahulu direndam dalam larutan insektisida selama 1 jam, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah profenofos, betasiflutrin, klorpirifos, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai pada kemasan. Tujuan perendaman benih ini adalah untuk mengantisipasi serangan semut setelah benih ditanam.

Buat lubang tanam dengan jarak 40 cm sekaligus buat lubang sebagai tempat pemupukan dengan jarak 10 cm dari lubang tanam. Jarak antar baris selebar 70 cm. Tanam benih jagung yang sudah direndam dalam larutan insektisida sebanyak dua butir per-lubang tanam. Setelah itu lakukan pemupukan pada lubang pemupukan yang sudah dipersiapkan dengan perbandingan 2 NPK 15-15-15 dan 1 urea. Dosis pemupukan sebanyak 1 sendok makan per-lubang.

Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah penanaman. Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih jagung yang tidak tumbuh atau benih jagung yang terserang hama, seperti ulat.

Sanitasi lahan pada budidaya jagung meliputi pengendalian gulma dan pengaturan air. Pengendalian gulma dikukan dengan cara penyiangan menggunakan cangkul. Pencangkulan dilakukan tipis hanya untuk memotong gulma di permukaan. Setelah itu tanah bekas cangkulan dibalik dan digunakan untuk menimbun batang tanaman jagung agar lebih kuat bila diterpa angin.

Pengaturan air dilakukan dengan memperbaiki saluran irigasi pada musim hujan, atau penggenangan lahan bila diperlukan pada musim kemarau.

Pupuk akar diberikan dengan cara membuat lubang pemupukan dengan jarak 15 cm dari batang, kemudian pupuk diberikan pada lubang yang sudah dibuat dan diurug menggunakan tanah. Pemupukan pertama diberikan pada umur 25 hari dengan perbandingan 2 NPK 15-15-15 dan 1 urea. Berikan pupuk sebanyak 1 sendok makan per lubang tanam. Pemupukan kedua diberikan pada umur 50 hari menggunakan NPK 15-15-15. Dosis pemupukan 1 sendok makan per-lubang tanam.

Pupuk daun dengan kandungan nitrogen tinggi diberikan pada umur 15, 22, 29, dan 36 hari, sedangkan pupuk daun dengan kandungan phosphat dan kalium tinggi diberikan pada umur 40, 47, 54, dan 61 hari

Cara diatas adalah cara singkat dalam metode penanaman jagung. Untuk panduan lengkap cara menanam jagung dan teknik budidayanya, termasuk cara pemupukan dan pengendalian hama, silakan download buku panduannya disini.



No comments:

Post a Comment