Pages

Monday, July 29, 2013

Cara Menanam Terong Hidroponik Agar Hasil Buah Maksimal

Siapa yang tak mengenal terong? Buah yang satu ini memang sangat terkenal di Indonesia, dan sering dimasak sayur.  Terong (Solanum melongena) adalah tanaman berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 60-90 cm. Dengan daun tanaman lebar dan berbentuk telinga. Memiliki bunga berwarna ungu dan merupakan bentuk bunga yang sempurna, biasanya bunga terpisah dan terbentuk di dalam tandan bunga. Langsung saja, kita akan membahas secara detail tentang cara menanam terong hidroponik.


Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5 dan dapat mempertahankan kelembaban.  Media untuk persemaian atau pembibitan dapat menggunakan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool. Media dengan pasir memang tergolong murah namun kurang bisa menahan air. Dan media yang baik adalah campuran sekam, serbuk gergaji dan serbuk sabut kelapa. Media untuk tanaman dewasa dapat menggunakan pasir yang agak kasar, campuran arang sekam, rockwool dan lain-lain. Arang sekam dapat menjadi pilihan, karena terhindar dari berbagai penyakit yang hidup di dalam pasir.

Kita dapat mulai menanam, tapi siapkan dahulu apa yang dibutuhkan, seperti: media tanam yang digunakan untuk wadah semai, kita bisa menggunakan pot plastik, atau polybag kecil, bisa juga bak plastik, nampan semai, atau berupa kotak kayu. Untuk wadah tanaman dewasa, gunakan polybag ukuran 30-40 cm. Siapkan kertas tissue/koran basah untuk menjaga kelembaban, ayakan pasir halus untuk mengayak media persemaian, handsprayer, centong (untuk mengaduk media), pinset untuk seleksi bibit, polybag ukuran 5 kg, benang rami untuk mengikat tanaman, dan ember untuk menyiram.

Tuangkan benih yang sudah dicampur dengan pasir ke wadah semai dengan media setebal 5-7 cm secara merata. Tutup dengan media semai sekitar 3-5 mm. Tutup permukaan media dengan tisu yang dibasahi handsprayer. Simpan di tempat gelap dan aman. Jangan lupa di kenakan sinar matahari selama 1-2jam secara berkala guna kecambah tumbuh dengan sehat. Buang tisu setelah benih berkecambah.

Setelah tinggi bibit sekitar 2-3 cm pindahkan ke dalam polybag pembibitan. Bibit kecil yang berkecambah dalam wadah semai disirami dengan air biasa. Jangan menyiram secara berlebih agar tidak terjadi pembusukan.

Cabut benih dari wadah semai ketika benih sudah berumur 15-17 hari atau sekitar 3-4 minggu setelah semai. Cabut dengan hati-hati agar akar tidak rusak. Kemudian tanam pada pot/polybag pembibitan.
Transplatasi tanam dapat dilakukan ketika media sudah tidak lagi dapat memuat akar tanaman, lakukan dengan menyiapkan polybag yang lebih besar, lubangi polybag lama pada bagian bawah dan pindahkan tanaman yang aka dipindah bersama dengan media ke dalam polybag yang baru.

Penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan handsprayer, gembor atau emprat atau gayung. Pada masa persemaian cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Pada masa pembibitan penyiraman dilakukan dengan gembor  sebanyak 5-6 kali sehari dengan tambahan berupa larutan encer hara. Pada masa pertumbuhan & produksi, penyiraman dapat dilakukan dengan memberikan 1.5-2.5 liter larutan encer hara dengan setiap harinya.

Penyiraman otomatis dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System (sistem penyiraman semprot & tetes). Perawatan tanaman yang harus dilakukan adalah : Pemangkasan, pengikatan, penjarangan bunga (pada sayuran buah), pengendalian hama dan penyakit.

Di atas adalah cara menanam terong hidroponik yang mungkin dapat dipelajari, semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment