Kian
lama harga pupuk bertambah mahal,
apalagi ada yang naik 3 kali lipat hingga petani tidak dapat membelinya. Biaya
untuk bertanam jadi makin tinggi namun akhirnya yang didapatkan makin lama
makin menyusut. Hingga kerugian kerap menerpa beberapa petani kita. maka mesti
di mencari jalur keluar supaya biaya tanam yang murah namun hasil yang
didapatkan makin bagus, banyak serta berkwalitas baik.
Sebenarnaya
tehnik menanam dengan sistem organik telah lama diaplikasikan, namun terkikis
karenanya ada pupuk pestisida. Dengan harga pupuk yang makin mahal serta makin
langka ada, maka pilihannya dengan kembali denagan memnggunakan pupuk organik.
tak hanya hasil yang bagus tentu biaya yang dikeluarkan makin sedikit. yang
sangat penting yaitu ramah lingkungan.
Mari
kita pelajari teknik menanam bawang merah organik. Pertama, tanah dicangkul
agak dalam serta rumputnya di ambil ( kebruk kalet : bahasa petani batu ),
setelah itu digulut dengan lebar 80 cm. Kemudian Guludan ditaburi pupuk
kandang. Pupuk kandang ditutup dengan tanah serta permukaan guludan dibikin
rata. Pada musim penghujan permukaan guludan dibikin agak lebih tinggi supaya
tidak terendam air hujan. tinggi guludan pada musim kemarau 30 cm serta musim
hujan 40 cm.
Setelah
itu bibit yang sudah siap lantas ditanam pada guludan (diponjo) dengan jarak 20
cm, lantas ditutup menggunakan daun pahit-pahitan ( daun yang terasa pahit ).
Step setelah itu yaitu penyiangan, menggemburkan tanah serta menguruk tanaman
tipis-tipis sesuai dengan perkembangan tanaman.
Pemberantasan
hama serta penyakit menggunakan rendaman daun pahitan serta bawang putih. Sesudah
cukup umur tanaman dicabut, diikat serta setelah itu disiger.
Sepanjang sistem penanaman berjalan senantiasa dibayangi kesangsian dikarenakan
seolah-olah menentang arus, walau dengan sistem pertanian organik bermakna
ikuti hukum alam.
paguyuban dan koperasi belum dapat memasarkan hasil panen hingga terpaksa saya menjualnya seharga product konvensional.
paguyuban dan koperasi belum dapat memasarkan hasil panen hingga terpaksa saya menjualnya seharga product konvensional.
No comments:
Post a Comment